Sabtu, 15 Desember 2012

hujan dan bintang

Semua berawal dari sebuah kata, dan sebuah rasa, semua tertuang dalam kelakuan dan kebiasaan, tanpa disadari semua telah berlalu, bagaikan api menghanguskan kertas dengan panasnya.
“Hujan”, hujan mengawali semuanya, perasaan yang begitu hebatnya yang membuat semua itu mudah, hari demi hari hujan itu mempunyai teman, teman yang mengiringinya, menghargainya, menghormatinya, membelainya, dan juga menyinarinya bagaikan sinar mentari di pagi hari, dia itu adalah “Bintang”.
Bintang yang datang ketika sang Hujan reda dan hari mulai malam, dingin, sepi, kesunyian dan semua itu hilang olehnya, Bintang yang mengajari bagaimana untuk menjadi terdepan dan matang, membuat berbeda dan sempurna, membuat seorang biasa menjadi pujangga.
Hebat sungguh hebat dia, bintang jaga dia untuk ku.
Itu adalah kata terakhir yang ku ucapkan untuknya dalam hatiku.
Tak kuasa untuk merubah dan menjadikannya indah.
maaf itu adalah empat suku kata yang sering ku ucapkan dalam menjalani hari-hari, maaf hujan ini tak kuasa untuk merubah dan menjadikannya indah.
Bintang, dia selalu bersinar, tapi hujan hanya memberikan dingin dan kehampaan.
dimana semua terdiam dan hanya bisa termenung, itulah hujan, maaf
tetapi bintang, dia selalu terang dan membuat semua orang dapat lebih bahagia, dan tentunya semua orang senang ketika dia hadir di tengah-tengahnya malam,
Bintang kau yang mengajari puisi, bagimana menjadi seorang romantis dan bagaimana membuat semua tersanjung olehmu, Bintang kau mengajari itu semua.
sedangkan hujan, kau hanya membuat basah, dan hanya membuat orang berfikr, bagaimana caranya untuk hangat, maaf
sekali lagi hujan tak kuasa untuk merubah dan menjadikannya indah.
Berfikir dan berfikir itulah hujan,
hujan hanya bisa berfikir bagaimana sang hujan ini dapat diterima, dan membuat semua orang senang.
karena kesenangan sang hujan adalah melihat semua yang ada di sekelilingnya tertawa dan bahagia.
suatu hari hujan befikir untuk mengakhiri semuanya, putus asa, karena hujan berfikir dan terus berfikir, dia tidak berguna dan hanya membuat masalah.
pertama yang ia lakukan adalah mulai dengan hanya memberikan kesenangan yang ia punyai dan membagikannya kepada semua orang, sedangkan derita yang ia alami tak pernah ia ungkapkan dan terus ia pendam hingga akhir hidupnya, maaf
Tapi hanya itu yang dapat ia lakukan, ia ingin setiap yang ada di dekatnya lebih bahagia walupun ia harus mengorbankan perasaannya sendiri.
“oh God give me a reason for all I’hv done”
Penolong, itu adalah cita-cita sang hujan, menjadi seorang penolong.
Penolong yang selalu ada saat dibutuhkan walaupun ia sendiri tak dapat menolong dirinya bangun dari keterpurukan.
hah……….walupun semua orang berpikiran negatif tentang istilah “sang penolong yang tak dapat menolong dirinya sendiri”
tapi sang hujan sangat senang melihat seseorang yang ditolongnya merasa tertolong dan mau berteman dengan sang hujan.
Karena pertemanan dan persahabatan tak kan lekang oleh zaman,
i belive that!!!
semua butuh waktu dan semua ada prosesnya oleh karena itu sang hujan akan berusah sekuat tenaga segenap jiwa dan raga, walupun akhirnya takan sempurna seperti biasanya, lagi dan lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar